1. Jenis-jenis Heat Exchanger
Dikarenakan banyaknya
jenis dari alat penukar kalor, maka dalam pembahasan akan dibatasi pada alat
penukar kalor jenis heat exchanger yang banyak dijumpai dalam industri
perminyakan. Heat exchanger ini juga banyak mempunyai jenisjenisnya.
Perlu diketahui bahwa
untuk alat-alat ini terdapat suatu terminology yang telah distandarkan untuk
menamai alat dan bagian-bagian alat tersebut yang dikeluarkan oleh Asosiasi
pembuat Heat Exchanger yang dikenal dengan Tublar Exchanger Manufactures
Association (TEMA). Standarisasi tersebut bertujuan untuk melindungi para
pemakai dari bahaya kerusakan atau
kegagalan alat, karena
alat ini beroperasi
pada temperature dan tekanan yang tinggi.
Didalam
standar mekanik TEMA, terdapat dua macam kelas heat Exchanger, yaitu :
1.
Kelas R,
yaitu untuk peraalatan
yang bekerja dengan
kondisi berat, misalnya untuk
industri minyak dan kimia berat.
2.
Kelas C, yaitu yang dibuat untuk
general purpose, dengan didasarkan pada segi ekonomis dan ukuran kecil,
digunakan untuk proses-proses umum
industri.
Jenis-jenis Heat
Exchanger yang terdapat
pada industri perminyakan dapat
dibedakan atas :
1.1 Shell and Tube
Jenis ini merupakan
jenis yang paling banyak digunakan dalam industri perminyakan. Alat ini terdiri dari sebuah
shell (tabung/slinder besar) dimana didalamnya terdapat suatu bandle (berkas)
pipa dengan diameter
yang relative kecil.
Satu jenis fluida
mengalir didalam pipa-pipa sedangkan fluida lainnya mengalir dibagian
luar pipa tetapi masih didalam shell. Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.4
Alat
penukar panas cangkang dan buluh terdiri atas suatu bundel pipa yang
dihubungkan secara parallel dan ditempatkan dalam sebuah pipa mantel (cangkang
). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida yang lain
mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau bersilangan. Kedua
ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang menempel pada mantel. Untuk
meningkatkan effisiensi pertukaran panas, biasanya pada alat penukar panas
cangkang dan buluh dipasang sekat ( buffle
). Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu
tinggal ( residence time ), namun
pemasangan sekat akan memperbesar pressure
drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju alir fluida yang
dipertukarkan panasnya harus diatur.
Ada
beberapa fitur desain termal yang akan diperhitungkan saat merancang tabung di
shell dan penukar panas tabung. Ini termasuk:
a.
Diameter pipa : Menggunakan tabung
kecil berdiameter membuat penukar panas baik ekonomis dan kompak. Namun, lebih
mungkin untuk heat exchanger untuk mengacau-balaukan lebih cepat dan ukuran
kecil membuat mekanik membersihkan fouling yang sulit. Untuk menang atas
masalah fouling dan pembersihan, diameter tabung yang lebih besar dapat
digunakan. Jadi untuk menentukan diameter tabung, ruang yang tersedia, biaya
dan sifat fouling dari cairan harus dipertimbangkan.
b.
Ketebalan tabung: Ketebalan
dinding tabung biasanya ditentukan untuk memastikan:
• Ada ruang yang cukup untuk korosi
• Itu getaran aliran-diinduksi memiliki ketahanan
• Axial kekuatan
• Kemampuan untuk dengan mudah stok suku cadang biaya
Kadang-kadang
ketebalan dinding ditentukan oleh perbedaan tekanan maksimum di dinding.
c.
Panjang tabung : penukar panas
biasanya lebih murah ketika mereka memiliki diameter shell yang lebih kecil dan
panjang tabung panjang. Dengan demikian, biasanya ada tujuan untuk membuat
penukar panas selama mungkin. Namun, ada banyak keterbatasan untuk ini,
termasuk ruang yang tersedia di situs mana akan digunakan dan kebutuhan untuk
memastikan bahwa ada tabung tersedia dalam panjang yang dua kali panjang yang
dibutuhkan (sehingga tabung dapat ditarik dan diganti). Juga, itu harus diingat
bahwa tunggal, tabung tipis yang sulit untuk mengambil dan mengganti.
d.
Tabung pitch : ketika mendesain
tabung, adalah praktis untuk memastikan bahwa tabung pitch (yaitu jarak
pusat-pusat tabung sebelah) tidak kurang dari 1,25 kali diameter luar tabung '
Shell and tube penukar
panas terdiri dari serangkaian tabung. Satu set dari tabung berisi cairan yang
harus baik dipanaskan atau didinginkan. Cairan kedua berjalan lebih dari tabung
yang sedang dipanaskan atau didinginkan sehingga dapat menyediakan panas atau
menyerap panas yang dibutuhkan. Satu set tabung disebut berkas tabung dan dapat
terdiri dari beberapa jenis tabung: polos, bersirip longitudinal dll Shell dan
penukar panas tabung biasanya digunakan untuk aplikasi tekanan tinggi (dengan
tekanan lebih besar dari 30 bar) dan suhu lebih besar dari 260 ° C. Hal ini
karena shell dan penukar panas tabung yang kuat karena bentuknya.
Pemilihan Material Tabung
Agar dapat memindahkan
panas dengan baik, material tabung harus mempunyai thermal conductivity. Karena
panas ditransfer dari suatu sisi yang panas menuju sisi yang dingin melalui
tabung, terdapat perbedaan temperature sepanjang lebar tabung. Karena ada
kecenderungan material tabung untuk mengembang berbeda-beda secara thermal pada
berbagai temperature thermal stresses muncul selama operasi. Hal ini sesuai
terhadap tegangan dari tekanan tinggi dari fluida itu sendiri.
Material tabung juga harus
sesuai dengan kedua hal yaitu sisi shell dan sisi tube yang dialiri untuk
periode lama dibawah kondisi-kondisi operasi (temperature, tekanan, pH, dan
lain-lain) untuk memperkecil hal yang buruk seperti korosi. Semua yang
dibituhkan yaitu melakukan pemilihan seksama atas bahan yang kuat,
thermalconductive, corrosion resistant, material tabung bermutu tinggi, yang secara
khas berbahan metal. Pilihan material tabung yang buruk bisa mengakibatkan
suatu kebocoran melalui suatu tabung antara sisi shell dan tube yang
menyebabkan fluida yang lewat terkontaminasi dan kemungkinan hilangnya tekanan.
Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
dalam menentukan aliran fluida dalam shell side dan Tube side untuk shell and
Tube exchanger adalah :
a.
Kemampuan untuk dibersihkan
(Cleanability)
Jika dibandingkan cara
membersihkan Tube dan Shell, maka pembersihan sisi shell jauh lebih sulit. Untuk itu fluida yang
bersih biasanya dialirkan di sebelah shell dan fluida yang kotor melalui Tube.
b.
Korosi
Masalah korosi atau
kebersihan sangat dipengaruhi oleh penggunaan dari paduan logam. Paduan logam
tersebut mahal, oleh karena itu fluida dialirkan melalui Tube untuk menghemat
biaya yang terjadi karena kerusakan shell. Jika terjadi kebocoran pada Tube,
heat exchanger masih dapat difungsikan kembali. Hal ini disebabkan karena Tube
mempunyai ketahanan terhadap korosif, relatif murah dan kekuatan dari small
diameter Tube melebihi shell.
c.
Tekanan
Shell yang bertekanan tinggi
dan diameter yang besar akan diperlukan dinding yang tebal, hal ini akan
memakan biaya yang mahal. Untuk mengatasi hal itu apabila fluida bertekanan
tinggi lebih baik dialirkan melalui Tube.
d.
Temperatur
Biasanya lebih ekonomis
meletakkan fluida dengan temperatur lebih tinggi pada Tube side, karena
panasnya ditransfer seluruhnya ke arah permukaan luar Tube atau ke arah shell
sehingga akan diserap sepenuhnya oleh fluida yang mengalir di shell. Jika
fluida dengan temperatur lebih tinggi dialirkan padashell side, maka transfer
panas tidak hanya dilakukan ke arah Tube, tapi ada kemungkinan transfer panas
juga terjadi ke arah luar shell (ke lingkungan).
e.
Sediment/ Suspended Solid / Fouling
Fluida yang mengandung
sediment/suspended solid atau yang menyebabkan fouling sebaiknya dialirkan di
Tube sehingga Tube-Tube dengan mudah dibersihkan. Jika fluida yang mengandung
sediment dialirkan di shell, maka sediment/fouling tersebut akan terakumulasi
pada stagnant zone di sekitar baffles, sehingga cleaning pada sisi shell
menjadi tidak mungkin dilakukan tanpa mencabutTube bundle. f.
Viskositas
Fluida yang viscous atau
yang mempunyai low transfer rate dilewatkan melalui shell karena dapat menggunakan
baffle. Koefisien heat transfer yang lebih tinggi dapat diperoleh dengan
menempatkan fluida yang lebih viscous pada shell side sebagai hasil dari
peningkatan turbulensi akibat aliran crossflow (terutama karena pengaruh
baffles). Biasanya fluida dengan viskositas > 2 cSt dialirkan di shell side
untuk mengurangi luas permukaan perpindahan panas yang diminta. Koefisien
perpindahan panas yang lebih tinggi terdapat pada shell side, karena aliran
turbulen akan terjadi melintang melalui sisi luar Tube dan baffle.
Faktor
yang mempengaruhi efektivitas alat penukar panas (Heat Exchanger) terutama Heat
exchanger tipe shell & tube:
1.
penggunaan baffle dapat
meningkatkan efektifitas alat penukar panas, hal ini sejalan dengan peningkatan
koefisien perpindahan panas.
2.
pengaruh tebal isolasi pada
bagian luar shell, efektifitas meningkat hingga suatu harga maksimum dan
kemudian berkurang.
3.
dengan menggunakan alat
penukar panas tabung konsentris, efektifitas berkurang, jika kecepatan udara
masuk dingin meningkat dan efektifitas meningkat, jika laju alir massa udara
meningkat.
4.
Menentukan jarak antar baffle
minimum 0,2 dari diameter shell sedangkan jarak maksimum ialah 1x diameter
bagian dalam shell. Jarak baffle yang panjang akan membuat aliran membujur dan
kurang menyimpang dari aliran melintang.
Faktor yang mempengaruhi
efektivitas Heat exchanger tipe shell & tube:
5.
Melakukan penelitian
penggunaan baffle dapat meningkatkan efektifitas alat penukar panas, hal ini
sejalan dengan peningkatan koefisien perpindahan panas.
6.
Melakukan penelitian pengaruh
tebal isolasi pada bagian luar shell, efektifitas meningkat hingga suatu harga
maksimum dan kemudian berkurang.
7.
Menyimpulkannya dengan
menggunakan alat penukar panas tabung konsentris, efektifitas berkurang, jika
kecepatan udara masuk dingin meningkat dan efektifitas meningkat, jika laju
alir massa udara meningkat.
8.
Menentukan jarak antar baffle
minimum 0,2 dari diameter shell sedangkan jarak maksimum ialah 1x diameter
bagian dalam shell. Jarak baffle yang panjang akan membuat aliran membujur dan
kurang menyimpang dari aliran melintang.
1.2 Jenis Double Pipe (Pipa Ganda)
Salah
satu jenis penukar panas adalah susunan pipa ganda. Dalam jenis penukar panas
dapat digunakanberlawanan arah aliran atau arah aliran, baik dengan cairan
panas atau dingin cairan yang terkandung dalam ruangan nular dan cairan lainnya
dalam pipa.
Alat
penukar panas pipa rangkap terdiri dari dua pipa logam standart yang dikedua
ujungnya dilas menjadi satu atau dihubungkan dengan kotak penyekat. Fluida yang
satu mengalir di dalam pipa, sedangkan fluida kedua mengalir di dalam ruang
anulus antara pipa luar dengan pipa dalam. Alat penukar panas jenis ini dapat
digunakan pada laju alir fluida yang kecil dan tekanan operasi yang tinggi.
Sedangkan untuk kapasitas yang lebih besar digunakan penukar panas jenis
selongsong dan buluh ( shell and tube heat exchanger ).
Pada jenis ini tiap
pipa atau beberapa pipa mempunyai shell sendiri- sendiri. Untuk menghindari
tempat yang terlalu panjang, heat exchanger ini dibentuk menjadi U. pada
keperluan khusus, untuk meningkatkan kemampuan memindahkan panas, bagian diluar
pipa diberi srip. Bentuk siripnya ada yang memanjang, melingkar dan sebagainya.
Gambar. 2.4 Alat penukar kalor
jenis Double Pipa (Ike Yulia, 2011)
Keistimewaan jenis
ini adalah mampu
beroperasi pada tekanan
yang tinggi, dank arena tidak ada sambungan, resiko tercampurnya kedua
fluida sangat kecil. Kelemahannya terletak pada kapasitas perpindahan panasnya
sangat kecil, Fleksibel dalam berbagai aplikasi dan pengaturan pipa, dapat
dipasang secara seri ataupun paralel,
dapat diatur sedimikian rupa agar diperoleh batas pressure drop dan LMTD
sesuai dengan keperluan,mudah bila kita ingin menambahkan luas permukaannya dan
kalkulasi design mudah dibuat dan akurat Sedangkan kelemahannya terletak pada
kapasitas perpindahan panasnya sangat kecil, mahal, terbatas untuk fluida yang
membutuhkan area perpindahan kalor kecil (<50 m2), dan biasanya digunakan
untuk sejumlah kecil fluida yang akan dipanaskan atau dikondensasikan.
Prinsip kerja double pipe
Pada alat ini, mekanisme
perpindahan kalor terjadi secara tidak langsung (indirect contact type), karena
terdapat dinding pemisah antara kedua fluida sehingga kedua fluida tidak
bercampur. Fluida yang memiliki suhu lebih rendah (fluida pendingin) mengalir melalui
pipa kecil, sedangkan fluida dengan suhu yang lebih tinggi mengalir pada pipa
yang lebih besar (pipa annulus). Penukar kalor demikian mungkin terdiri dari
beberapa lintasan yang disusun dalam susunan vertikal. Perpindahan kalor yang
terjadi pada fluida adalah proses konveksi, sedang proses konduksi terjadi pada
dinding pipa. Kalor mengalir dari fluida yang bertemperatur tinggi ke fluida
yang bertemperatur rendah.
Dalam desain pipa penukar
panas ganda, merupakan faktor penting adalah jenis pola aliran dalam penukar
panas. Sebuah penukar panas pipa ganda biasanya akan baik berlawanan arah /
counterflow atau aliran paralel. Crossflow hanya tidak bekerja untuk penukar
panas pipa ganda. Pola yang aliran dan tugas panas yang dibutuhkan pertukaran
memungkinkan perhitungan log mean perbedaan suhu. Yang bersama-sama dengan
perpindahan panas keseluruhan diperkirakan koefisien memungkinkan perhitungan
luas permukaan perpindahan panas yang diperlukan. Kemudian ukuran pipa, panjang
pipa dan jumlah tikungan dapat ditentukan.
Prinsip kerja dari alat ini
adalah memindahkan panas dari cairan dengan temperature yang lebih tinggi ke
cairan yang memiliki temperatur lebih rendah. Dalam percobaan kali ini, aliran
panas (steam) dialirkan pada bagian dalam pipa konsentris sedangkan air
dialirkan pada bagian luar dari pipa konsentris ini (bagian anulus).
Namun, terkadang dalam
beberapa alat seperti HE ini, akan ada pengotor didalam pipa yang membuat
proses perpindahan kalor nya menjadi terganggu. Pengotoran ini dapat terjadi
endapan dari fluida yang mengalir, juga
disebabkan oleh korosi pada komponen dari heat exchanger akibat pengaruh
dari jenis fluida yang dialirinya.
Selama heat exchanger ini dioperasikan pengaruh pengotoran pasti akan terjadi.
Terjadinya pengotoran tersebut dapat menganggu atau memperngaruhi temperatur
fluida mengalir juga dapat menurunkan ataau mempengaruhi koefisien perpindahan
panas menyeluruh dari fluida tersebut. Beberapa faktor yang dipengaruhi akibat
pengotoran antara lain : Temperatur fluida, Temperatur dinding tube dan
Kecepatan aliran fluida.
1.3 Koil Pipa
Heat Exchanger ini
mempunyai pipa berbentuk koil yang dibenamkan didalam sebuah box berisi air
dingin yang mengalir atau yang disemprotkan untuk mendinginkan fluida panas
yang mengalir di dalam pipa. Jenis ini disebut juga sebagai box cooler jenis
ini biasanya digunakan untuk pemindahan kalor yang relative kecil dan fluida
yang didalam shell yang akan diproses lanjut.
HE
jenis ini disusun dari tabung-tabung (tubes) dengan jumlah besar mengelilingi
tabung inti, dimana setiap HE terdiri dari lapisan-lapisan tabung sepanjang arah aksial maupun radial.
Aliran tekanan tinggi diberikan pada tube diameter kecil, sementara untuk
tekanan rendah dialirkan pada bagian luar tube diameter kecil.
HE jenis ini memiliki keuntungan untuk kondisi suhu rendah antara
lain:
1.
Perpindahan kalor dapat dilakukan
lebih dari dari dua aliran secara simultan.
2.
Memiliki jumlah unit Heat transfer
yang tinggi
3.
Dapat dilakukan pada tekanan
tinggi.
Geometri
HE Coiled Tube sangat bervariasi, tergantung pada kondisi aliran dan drop
pressure yang dibutuhkan. Parameter yang
berpengaruh antara lain: kecepatan aliran pada shell dan tube, diameter
tube, jarak antar tube (tube pitch), layer spacer diameter. Faktor lain yang
juga harus diperhitungkan yaitu jumlah fasa aliran, terjadinya kondensasi dan
evaporasi pada shell atau tube.
Aplikasi HE Coiled Tube
untuk skala besar telah banyak diterapkan pada LNG Plant, dimana alat HE ini
memiliki kapasitas 100,000 m3/h pada 289 K dan 0.101 Mpa. Luas permukaan heat transfer 25,000 m2
dan panjang keseluruhan 61 m, diameter 4.5 m dan berat 180 ton. Gambar Skematik
alat tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.15.
Gb.
2.6 Skema HE Coiled Tube yang Digunakan Pada LNG Plant (Anonim, 2012)
1.4 Jenis Pipa Terbuka (Open Tube Section)
Pada heat exchanger
ini pipa-pipa tidak ditempatkan lagi didalam shell, tetapi dibiarkan di udara.
Prndinginan dilakukan dengan mengalirkan air atau udara pada bagian pipa.
Berkas pipa itu biasanya cukup panjang. Untuk pendinginan dengan udara biasanya
bagian luar pipa diberi sirip-sirip untuk memperluas permukaan perpindahan
panas. Seperti halnya jenis coil pipa, perpindahan panas yang terjadi cukup lamban
dengan kapasitas yang lebih kecil dari jenis shell and tube.
Gbr. 2.7. Alat penukar kalor jenis open tube section (Anonim, 2010)
1.5 Penukar Panas Plate and Frame ( plate and frame heat exchanger )
Plate Heat Exchanger adalah salah satu jenis alat penukar panas yang terdiri atas paket
pelat-pelat tegak lurus bergelombang atau dengan profil lain, yang dipisahkan
antara satu dengan lainnya oleh sekat-sekat lunak. Pelat-pelat ini dipersatukan
oleh suatu perangkat penekan dan jarak antara pelat-pelat ditentukan oleh
sekat-sekat tersebut. Pada setiap sudut dari pelat yang berbentuk empat persegi
panjang terdapat lubang. Melalui dua di antara lubang-lubang ini media yang satu disalurkan masuk dan
keluar pada satu sisi, sedangkan media yang lain karena adanya sekat mengalir
melalui ruang antara disebelahnya. Dalam hal itu hubungan ruang yang satu dan
yang lainnya dimungkinkan. pelat-pelat yang dibentuk sesuai kebutuhan dan
umumnya terbuat dari baja (stainless
steel type 304, 316, 317) atau logam lainnya.
Alat
penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat tegak lurus,
bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang
penyekat lunak ( biasanya terbuat dari karet ). Pelat – pelat dan sekat
disatukan oleh suatu perangkat penekan yang pada setiap sudut pelat 10 (
kebanyakan segi empat ) terdapat lubang pengalir fluida. Melalui dua dari
lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain, sedangkan
fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena
ada sekat.
Sistem Kerja dari Plate Heat Exchanger
Produk
akan dipanaskan dan masuk kedalam suatu larutan yang kemudian akan mengalir
pada sebuah pelat. Proses pemanasan ini terjadi dengan adanya medium pemanas
yang mengalir pada saluran dan pelat yang lainnya. Dimana pelat yang telah
tersusun ini akan secara bergantian mengalirkan produk dan medium pemanas.
Pelat yang dialiri produk tidak akan
dialiri oleh komponen lain.
Cairan panas yang melintasi
bagian bawah head dialirkan ke atas melintas diantara setiap plae genap
sementara cairan dingin pada bagian puncak head dialirkan turun diantara
plat-plat ganjil. Arah aliran produk dan medium pemanas di dalam pelat biasanya
berbeda atau boleh dikatakan mengalir secara berlawanan. Pada umumnya produk
akan masuk melalui saluran atas dan
mengalir kebawah melewati pelat,
sehingga aliran keluaran produk akan berada dibawah, sedangkan medium pemanas
akan masuk melalui saluran yang berkebalikan
dari produk, yaitu masuk melalui saluran bawah dan mengalir ke atas melewati
pelat, sehingga aliran pengeluaran medium pemanas akan berada diatas. Arah
aliran yang berlawanan ini dimaksudkan agar proses pemanasan dapat lebih cepat berlangsung.
Produk
yang mengalir pada suatu pelat akan terhimpit oleh medium pemanas dengan arah
aliran yang berbeda, sehingga produk akan cepat memanas karena tertekan oleh
pelat yang mengalirkan medium pemanas. Produk yang telah menjadi panas dan
medium yang telah mengalir pada suatu pelat akan mengalir keluar.
Saluran pengeluaran medium
pemanas dan produk ada dua macam tergantung dari rangkaian pelat yang
digunakan, baik itu seri maupun paralel. Pada rangkaian seri produk yang masuk
dan keluar akan melewati ports pada bagian front head yang sama. Sedangkan pada
rangkaian paralel produk dan medium pemanas akan masuk dan keluar melewati
bagian yang berbeda, yaitu masuk melewati ports pada bagian front head dan
keluar melalui ports pada bagian belakangnya.
Prinsip Alat Ukur PHE
1.
Alat ukur laju alir
2.
Alat ukur tekanan
3.
Alat ukur suhu
Kelebihan PHE
1.
Mempunyai permukaan perpindahan
yang sangat besar pada volume alat yang kecil,sehingga perpindahan panas yang
efisien.
2.
Mudah dirawat dan dibersihkan
3.
Mudah dibongkar dan dipasang
kembali ketika proses pembersihan
4.
Waktu tinggal media sangat
pendek
5.
Dapat digunakan untuk cairan yang
sangat kental (viskos)
6.
Plate and Frame lebih fleksibel,
dapat dengan mudah pelatnya ditambah
7.
Ukuran yang lebih kecil dapat
mengurangi biaya dalam segi bahan (Stainless Steel,Titanium, dan logam
lainnya)
8.
Aliran turbulensinya mengurangi
peluang terjadinya fouling dan sedimentasi
Kekurangan PHE
1.
Pelat merupakan bentuk yang kurang baik untuk menahan
tekanan. Plate and Frame Heat Exchanger tidak sesuai digunakan untuk tekanan
lebih dari 30 bar.
2.
Pemilihan material gasket yang
sesuai sangatlah penting
3.
Maksimum temperatur operasi
terbatas hingga 250 oC dikarenakan performa dari material gasket
yang sesuai.
Gambar 2.8 Penukar panas jenis
pelat and Frame (Stevano Viktor, 2011)
PHE
yang banyak dijumpai di industri adalah type: a. Glue type
Tipe glue ini memerlukan lem
untuk memasang gasket pada plat PHE. Lem yang digunakan hendaknya ialah lem
yang mempunyai ketahanan terhadap panas yang baik.
Gambar 2.9 Glue type (Stevano Viktor, 2011)
b. Clip type
Luar gasket tipe ini
terdapat clip-clip, sehingga dalam pemasangannya cukup menancapkan clip-clip
tersebut ke lubang yang terdapat pada plat. Pemasangan gasket tipe ini lebih
mudah dan ringkas jika dibandingkan dengan tipe glue.
Gambar 2.10 Clip type (Stevano Viktor, 2011)
Klasifikasi alat penukar panas :
a.
Berdasarkan kontak antara bahan
atau fluida
• Pertukaran panas langsung
Bahan yang dipanaskan atau
yang didinginkan dikontakan langsung
dengan media pemanas atau
pendingin.
• Pertukaran Panas tidak langsung
Memungkinkan terjadinya
perpindahan panas dari satu cairan fluida ke fluida lain melalui dinding
pemisah.
b.
Berdasarkan arah aliran
• Penukar panas satu lintas (single-pass)
• Penukar panas aliran searah (parallel-flow)
• Penukar panas berlawanan arah (Counter-flow)
• Penukar panas aliran lintang (Cross-flow)
Bagian-Bagian dari Plate Heat Exchanger
Gambar. 2.11 Plate Heat
Exchanger (Stevano Viktor, 2011)
1.
Gasket terbuat dari karet (non logam) atau
bahan yang biasa digunakan adalah nitrile
dan ethylene propylene rubber
(EPR/EPDM)
a.
Nitrile :
-400F - 2500F untuk temperatur rendah
b.
Nitrile :
-400F - 2500F untuk temperatur tinggi
c.
EPR/ EPDM : -800F
– 3000 F sangat tahan terhadap air yang sangat panas dan uap serta
memiliki ketahanan yang baik untuk kompresi atau volume yang besar.
Fungsi
gasket ini adalah sebagai perekat
alat atau pengatur aliran fluida, sehingga antara fluida yang satu dengan
fluida yang lain tidak mengalami kontak secara langsung yang menyebabkan
kebocoran.
2.
Pelat penekan (Compression Plate) terbuat dari logam
yang berfungsi sebagai penekan pelat agar pada saat operasi alat berjalan tidak
ada rongga didalam aliran fluida agar tidak terjadi kebocoran.
3.
Pelat (plates), umumnya berukuran 0,4 - 0,6 mm terbuat dari stainless steel atau titanium dan terdapat pada berbagai
macam susunan yang berombak-ombak, berfungsi sebagai tempat mengatur fluida
serta tempat terjadinya pertukaran panas antara fluida panas dengan fluida
dingin. Fluida pada pelat ini mengalir secara turbulen, hal ini dikarenakan bentuk dari pelat tersebut yang
bergerigi sehingga pertukaran panas dapat berlangsung secara cepat. Makin
banyak pelat tekanan makin besar.
Gambar 2.12
Tipe pelat (Stevano Viktor, 2011)
Tipe Pelat
• Vertical, termasuk salah satu pola pelat yang sering digunakan karena mempunyai
banyak pembatas untuk mengalir, sehingga menyebabkan banyak gerakan putaran (turbulen), perpindahan panas dengan
kecepatan tinggi, dan menurunkan tekanan.
• Horizontal, juga merupakan pola yang sering
digunakan. Mempunyai pembatas, gerak putaran
(turbulen), dan penurunan tekanan yang lebih sedikit dibandingkan pola vertical
• Combination, penggunaan pola pelat ini biasanya ditujukan untuk hasil pemanasan
dan penurunan tekanan yang lebih optimal.
4.
Pelat penyangga tetap (fixed frame), terbuat dari logam dan
berfungsi menjaga pelat agar tetap
stabil
Gambar 2.13
Pelat penyangga tetap (fixed frame) (Stevano Viktor, 2011)
5.
Alat penekan (Compression Bolt), berupa baut pelat baja yang digunakan untuk
menekan pelat dan frame
Gambar 2.14 Compression
Bolt (Anonim, 2010)
6.
Guide Bars, berupa batang yang terbuat dari carbon steel atau stainless steel yang mendukung dan menjaga agar pelat berjajar
secara rapi.
Gambar
2.15 Guide Bars (Anonim, 2010)
7.
Front and Rear Heads . (Bagian depan dan
kepala bagian belakang), merupakan bagian yang dilapisi oleh frame carbon steel yang melekat pada
kumpulan pelat yang ditekan.
1.6 Adiabatic wheel heat exchanger
Jenis keenam penukar panas
menggunakan intermediate cairan atau toko yang solid untuk menahan panas, yang
kemudian pindah ke sisi lain dari penukar panas akan dirilis. Dua contoh ini
adalah roda adiabatik, yang terdiri dari roda besar dengan benang halus berputar
melalui cairan panas dan dingin, dan penukar panas cairan.
1.7 Pillow plate heat exchanger
Sebuah
pelat penukar bantal umumnya digunakan dalam industri susu untuk susu pendingin
dalam jumlah besar langsung ekspansi tank massal stainless steel. Pelat bantal
memungkinkan untuk pendinginan di hampir daerah seluruh permukaan tangki, tanpa
sela yang akan terjadi antara pipa dilas ke bagian luar tangki. Pelat bantal
dibangun menggunakan lembaran tipis dari logam-spot dilas ke permukaan selembar
tebal dari logam.
Pelat
tipis dilas dalam pola teratur dari titik-titik atau dengan pola serpentin
garis las. Setelah pengelasan ruang tertutup bertekanan dengan kekuatan yang
cukup untuk menyebabkan logam tipis untuk tonjolan di sekitar lasan,
menyediakan ruang untuk cairan penukar panas mengalir, dan menciptakan
penampilan yang karakteristik bantal membengkak terbentuk dari logam.
Gambar
2.16 Pillow plate heat exchanger (Anoni,
2012)
1.8 Dynamic scraped surface heat exchanger
Tipe lain dari penukar panas
disebut "(dinamis) besot permukaan heat exchanger". Ini terutama
digunakan untuk pemanasan atau pendinginan dengan tinggi viskositas produk,
proses kristalisasi, penguapan tinggi dan fouling aplikasi. Kali berjalan panjang
yang dicapai karena terus menerus menggores permukaan, sehingga menghindari
pengotoran dan mencapai kecepatan transfer panas yang berkelanjutan selama
proses tersebut.
Gambar
2.17 Dynamic scraped surface heat exchanger
(Anonim, 2010)
1.9 Phase-change heat exchanger
Selain
memanas atau pendinginan cairan hanya dalam satu fasa, penukar panas dapat
digunakan baik untuk memanaskan cairan menguap (atau mendidih) atau digunakan
sebagai kondensor untuk mendinginkan uap dan mengembun ke cairan. Pada pabrik
kimia dan kilang, reboilers digunakan untuk memanaskan umpan masuk untuk menara
distilasi sering penukar panas.
Distilasi
set-up biasanya menggunakan kondensor untuk mengkondensasikan uap distilasi
kembali ke dalam cairan.Pembangkit tenaga listrik yang memiliki uap yang
digerakkan turbin biasanya menggunakan penukar panas untuk mendidihkan air
menjadi uap.
Heat
exchanger atau unit serupa untuk memproduksi uap dari air yang sering disebut
boiler atau generator uap.Dalam pembangkit listrik tenaga nuklir yang disebut
reaktor air bertekanan, penukar panas khusus besar yang melewati panas dari
sistem (pabrik reaktor) primer ke sistem (pabrik uap) sekunder, uap memproduksi
dari air dalam proses, disebut generator uap.Semua pembangkit listrik berbahan
bakar fosil dan nuklir menggunakan uap yang digerakkan turbin memiliki
kondensor permukaan untuk mengubah uap gas buang dari turbin ke kondensat (air)
untuk digunakan kembali.
Untuk
menghemat energi dan kapasitas pendinginan dalam kimia dan tanaman lainnya,
penukar panas regeneratif dapat digunakan untuk mentransfer panas dari satu
aliran yang perlu didinginkan ke aliran yang perlu dipanaskan, seperti
pendingin distilat dan pakan reboiler pra-pemanasan.